About Me

Foto Saya
inirezha
Yeah. It's abot me,, Perkenalkan saia rezha, panggil aja gitu,,, seorang siswa yang menimba ilmu di SMA Negeri 1 KEBOMAS, just an ordinary boy
Lihat profil lengkapku
Mungkin terlintas dalam setiap benak siswa ketika sebuah sekolah negeri setelah berhasil mendapat penghargaan. Sebuah pil pahit yang harus kita telan setiap kita lihat ketika sebuah sekolah mampu mempencundangi sekolah swasta atau kalau boleh saya bilang ”kita”. Pada dasarnya sekolah negeri memang mampu menciptakan suasana persaingan baru dengan sekolah swasta. Sekolah negeri juga terbukti mampu menghadirkan sang ”juara” dalam waktu 3 tahun. Namun, dibalik sebuah kilatan cahaya yang mampu menarik beratus-ratus ribu peminat dari seluruh penjuru kota gresik ini, menyimpan sebuah tabir misteri yang sedianya sudah harus kita buka untuk mengetahuinya agar kita tak patah arang menghadapinya.
Sebuah realita yang sedianya mampu menghancurkan kredibilitas sekolah dan semangat siswa, jika belum mampu membuka tabir itu. Hasil studi Bank Pembangunan Asia (ADB) dan The University of Hongkong (UHK) (1998) dalam Financing of Education in Indonesia 1998 menunjukkan siswa sekolah negeri mendapatkan bantuan jauh lebih banyak daripada siswa sekolah swasta. Untuk tingkat SMP misalnya, siswa sekolah negeri yang jumlahnya 4.684.000 mendapat dana penyelengganaan dan dana pengembangan sebesar Rp 1,760 miliar hingga tiap anak rata-rata memperoleh subsidi sebesar Rp 376.000. Sedangkan siswa sekolah swasta yang jumlahnya 2.262.000 mendapat dana penyelenggaraan dari dana pengembangan sebesar Rp 29 mlliar sehingga setiap anak rata-rata hanya memperoleh subsidi Rp 13.000. Hal ini juga berlaku bagi siswa pada satuan pendidikan yang lain. Dan menurut Studi CIMU (2000) terhadap pendistribusian Dana Bantuan Operasional (DBO) bagi sekolah-sekolah di Indonesia menghasilkan temuan empirik, dalam membagi DBO terjadi bisa target yaitu masih banyaknya sekolah swasta yang kondisinya lebih ‘miskin’ justru tidak mendapat bantuan, sementara banyak sekolah negeri yang kondisinya bagus justru mendapat bantuan DBO. Banyak dari kita yang lebih dahulu silau oleh nama besar dari sekolah negeri, namun karena kurangnya keprofesionalisme pengurusan alokasi dana APBN ke sekolah-sekolah, kita menjadi takut dan terperangap bayang-bayang sekolah negeri padahal hanya ada 2 faktor yang digunakan untuk memajukan sekolahnya, namun kita terlalu terburu-buru oleh silaunya nama besar sekolah negeri. Banyaknya fasilitas yang mendukung siswa tentu mampu mengimprove dirinya manjadi faktor pertama yang memicu siswa sekolah negeri untuk sukses di sekolahnya. Semangat dari siswa sekolah negeri menjadi ”sa. ku” utama untuk mendapat nilai 100. Ketatnya persaingan di sekolah negeri yang sangat tinggi akan memacu siswa untuk terus berinovasi diri dengan mandiri tanpa perlu bantuan guru sekolahnya kita ternyata masih rabun untuk melihat realita di sekolah negeri. Banyak dari kita yang menganggap sekolah di sekolah negeri itu enak karena pulangnya siang lalu kita bisa bermain sepuasnya sampai sore. Pikiran dangkal inilah yang harus kita buang jauh-jauh dari pikiran kita. Realitanya setelah pulang siang banyak siswa yang memilih untuk ”mendekam” di sekolah, bukan untuk cangkrukan yang bisaa kita lakukan, namun mereka memilih untuk belajar karena tingkat persaingan yang sangat tinggi, sementara kita masih nampak ”terperangkap” oleh nama besar dari sekolah negeri ketika akan bersaing dengan mereka dan berleha-leha tanpa mengenal bahasa ”bekerja keras” dan menggampangkan nilai dan teori pelajaran. Sungguh ironis memang, namun yang tertulis diatas hanyalah sekedar teori biasa yang tak akan berlaku jika kita mampu untuk merubahnya. Teori memang akan sulit untuk merubahnya, namun setidaknya kita mempu ”membetulkan” pemahaman kita tentang mereka. Kalau dulu kita selalu bersantai-santai sekarang kita ”betulkan” akal sehat kita untuk mencapai yang terbaik tanpa perlu mencibir mereka. Setelah membaca tulisan ini tak perlu Anda untuk mengaburkan kebenaran yang tertulis di sini atau menghina atau mencibir tulisan saya karena tidak berkenan di hati Anda, karena yang saya tulis hanyalah sekedar tulisan untuk menyemangati kita agar tak kalah bersaing dengan kualitas sekolah negeri.

Oleh :
Rezha Eka Firmansyah

0 orang baik yang mau koment:

komentar selama ini...

Anda datang dari...