About Me

Foto Saya
inirezha
Yeah. It's abot me,, Perkenalkan saia rezha, panggil aja gitu,,, seorang siswa yang menimba ilmu di SMA Negeri 1 KEBOMAS, just an ordinary boy
Lihat profil lengkapku

inilah pulau di indonesia yang kaya raya

adapted from : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5368749

Masa lampau Indonesia sangat kaya raya. Ini dibuktikan oleh informasi dari berbagai sumber kuno. Kali ini kami akan membahas kekayaan tiap pulau yang ada di Indonesia. Pulau-pulau itu akan kami sebutkan menjadi tujuh bagian besar yaitu Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda kecil, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.

- Sumatera – Pulau Emas

Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.

Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua – daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir’aun Mesir kuno.

Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.


- Jawa – Pulau Padi
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Pulau Padi” dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan “Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas”, sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.

Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.

Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.

Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.


- Kepulauan Sunda kecil (Bali, NTB dan NTT) – Kepulauan Wisata
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India. Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.

Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.

Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari seluruh dunia jika dikelola secara maksimal.

- Kalimantan – Pulau Lumbung energi
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana” adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P’ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.

Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.

Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.

Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.

- Sulawesi – Pulau besi

Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.

Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel.

Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.

Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.

Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa. Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya dirintis Marco Polo.

- Maluku – Kepulauan rempah-rempah


Maluku memiliki nama asli “Jazirah al-Mulk” yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices island’.

Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.

Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.

Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting pada masa Romawi.

Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.

Kini sebenarnya Maluku bisa kembali berjaya dengan hasil pertaniannya jika terus dikembangkan dengan baik. Maluku bisa kaya raya dengan hasil bumi dan lautnya.


-Papua – Pulau surga


Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI.

Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.

Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju.

Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.

Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua.

Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.

Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah.

Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan “dunia yang hilang”,dan “Taman Firdaus di bumi”, dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.

-**-
Demikianlah sedikit tulisan mengenai pulau-pulau di Indonesia yang sangat kaya. Dari tulisan tersebut sebenarnya Indonesia sudah dikenal sebagai bumi yang kaya sejak zaman peradaban kuno. Kita tidak tahu peradaban kuno apa yang sebenarnya telah ada di Kepulauan Nusantara ini. Bisa jadi telah ada peradaban kuno dan makmur di Indonesia ini yang tidak tercatat sejarah.

Ilmuwan Brazil Prof. Dr. Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu.
Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Indonesia memang merupakan lahan yang subur dan indah yang terletak di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung berapi di Indonesia. Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang dikelilingi cincin api. Tapi terlepas dari benar atau tidaknya kita semua sepakat mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan hasil bumi, laut maupun budayanya.

Kebudayaan asli Indonesia sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia mungkin memang tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno bangsa kita.

Alam Indonesia yang kaya-raya dan dirawat dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah di samping letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak ditemukan tambang baru di Indonesia. Orang Indonesia akan terkejut dengan kekayaan alam apa lagi yang akan muncul dari dalam bumi Indonesia ini.

Bumi yang kaya ini jika dikelola dengan baik akan membuat setiap rakyat Indonesia bisa memperoleh kemakmuran yang luar biasa sehingga bisa jadi suatu saat rakyat Indonesia sudah tidak perlu dikenakan pajak seperti saat ini, dan segala fasilitas bisa dinikmati dengan gratis berkat dari kekayaan alam yang melimpah yang dibagi kepada rakyat secara adil. Yang dibutuhkan Indonesia adalah penguasa baik, adil dan pandai yang amat mencintai rakyat dan menolak segala bentuk kebijakan yang menyulitkan masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bangkit menuju kejayaannya. Jika hal itu terlaksana Indonesia bisa menjadi negara paling kaya di dunia.

Menjadi Virus positif Learning Community

Menjadi Virus positif Learning Community

Seringkali kita mendengar ada perusahaan yang mengirim pegawainya untuk program training atau pelatihan dan selama beberapa minggu setelah itu nampak semangat baru didalam orang yang mengikuti training tersebut. Namun beberapa saat kemudian semangat dan perilaku orang tersebut kembali kekeadaan semula. Ini menarik untuk disimak kenapa ini terjadi. Mari kita asumsikan bahwa trainingnya itu sendiri cukup baik karena buktinya ada perubahan sesaat. Kalau trainingnya jelek pasti para pengikut pelatihan sudah ngomel panjang lebar. Jadi kalau begitu kenapa efek pelatihan hanya sebentar?

Ada dua faktor utama yang perlu kita lihat yaitu faktor internal (dari diri si pembelajar) dan faktor eksternal (lingkungan kerja, beban kerja, atasan,dsb).

Faktor eskternal yang paling sering diajukan adalah karena pengikut pelatihan terjerat kembali ke rutinitas dan workload pekerjaan . Atau faktor X yang lain biasanya adalah atasan dan lingkungan sekerja tidak mendukung . Keterangan ini memang logis dan masuk akal namun tanggung jawab lantas dipikul oleh siapa? Ini sebab atau alasan? Bukankah kita semua bisa mengambil langkah langkah kecil di lingkaran pengaruh kita masing masing. Beban kerja boleh saja banyak tetapi bukankah kita bisa menyisihkan 20-30 menit sehari kalau kita mau? Atasan bisa saja pemarah dan kurang mendukung namun bukankah kita dapat dapat perlahan lahan mendekatinya dengan masukan baru yang tidak "menyudutkannya"?

Yang menarik dari observasi ini adalah kita semua harus sadari kita punya rutinitas dan kejaran target waktu sering membuat kita terperangkap – ekspresi bagusnya "human beings are creatures of habits". Kalau ini tidak dapat "didobrak" maka tarikan kebiasaan lama pasti akan menarik kembali perilaku orang tersebut.

Ada teman main tennis saya suatu hari membuat pernyataan yang menarik. Topiknya waktu itu adalah "mengapa orang suka berzina dan empat tahapannya ". Jawaban pertanyaan pertama adalah karena pada dasarnya memang orang tersebut sudah punya keinginan berbuat demikian dan kemudian dia melalui empat tahapan:
1. merasa bersalah,
2. merasa enak,
3. mengajak teman ,
4. tidak lagi merasa bersalah (karena semua mengerjakannya jadi sudah menjadi "normal") .

Nah, sekarang mari kita balik renungan ini dan memakainya untuk hal yang lebih positif. Mari kita bertanyaan "mengapa orang dapat mendobrak kebiasaan lama mereka dan bagaimana tahapannya?". Jawabannya menjadi sederhana dan kita hanya perlu meniru peryataan rekan saya diatas

. Pertama, "karena pada dasarnya memang orang tersebut sudah punya keinginan untuk berubah". Dan tahapannya? :
1. merasa susah,
2. merasa enak,
3. mengajak teman,
4. tidak lagi merasa susah ((karena semua mengerjakannya jadi sudah menjadi "normal").
Gampang kan ? Buat apa susah, buat apa susah, susah itu tak ada gunanya! – kata Koes Plus.

Apa lagi yang dapat menahan daya dobrak kita? Bisa saja "tenaga yang harus dikeluarkan untuk mendobrak terlalu besar" atau " lebih nyaman dengan cara lama" . Untuk ini ada lagi pernyataan rekan yang lain yang dapat membantu. Kalau ada peserta pelatihan yang kembali kekondisi semula beberapa minggu setelah programnya mengapa ada peserta yang dapat memakai apa yang dia pelajari secara cepat dan konsisten?.


Menjadi Virus positif Learning Community

Seringkali kita mendengar ada perusahaan yang mengirim pegawainya untuk program training atau pelatihan dan selama beberapa minggu setelah itu nampak semangat baru didalam orang yang mengikuti training tersebut. Namun beberapa saat kemudian semangat dan perilaku orang tersebut kembali kekeadaan semula. Ini menarik untuk disimak kenapa ini terjadi. Mari kita asumsikan bahwa trainingnya itu sendiri cukup baik karena buktinya ada perubahan sesaat. Kalau trainingnya jelek pasti para pengikut pelatihan sudah ngomel panjang lebar. Jadi kalau begitu kenapa efek pelatihan hanya sebentar?

Ada dua faktor utama yang perlu kita lihat yaitu faktor internal (dari diri si pembelajar) dan faktor eksternal (lingkungan kerja, beban kerja, atasan,dsb).

Faktor eskternal yang paling sering diajukan adalah karena pengikut pelatihan terjerat kembali ke rutinitas dan workload pekerjaan . Atau faktor X yang lain biasanya adalah atasan dan lingkungan sekerja tidak mendukung . Keterangan ini memang logis dan masuk akal namun tanggung jawab lantas dipikul oleh siapa? Ini sebab atau alasan? Bukankah kita semua bisa mengambil langkah langkah kecil di lingkaran pengaruh kita masing masing. Beban kerja boleh saja banyak tetapi bukankah kita bisa menyisihkan 20-30 menit sehari kalau kita mau? Atasan bisa saja pemarah dan kurang mendukung namun bukankah kita dapat dapat perlahan lahan mendekatinya dengan masukan baru yang tidak "menyudutkannya"?

Yang menarik dari observasi ini adalah kita semua harus sadari kita punya rutinitas dan kejaran target waktu sering membuat kita terperangkap – ekspresi bagusnya "human beings are creatures of habits". Kalau ini tidak dapat "didobrak" maka tarikan kebiasaan lama pasti akan menarik kembali perilaku orang tersebut.

Ada teman main tennis saya suatu hari membuat pernyataan yang menarik. Topiknya waktu itu adalah "mengapa orang suka berzina dan empat tahapannya ". Jawaban pertanyaan pertama adalah karena pada dasarnya memang orang tersebut sudah punya keinginan berbuat demikian dan kemudian dia melalui empat tahapan:
1. merasa bersalah,
2. merasa enak,
3. mengajak teman ,
4. tidak lagi merasa bersalah (karena semua mengerjakannya jadi sudah menjadi "normal") .

Nah, sekarang mari kita balik renungan ini dan memakainya untuk hal yang lebih positif. Mari kita bertanyaan "mengapa orang dapat mendobrak kebiasaan lama mereka dan bagaimana tahapannya?". Jawabannya menjadi sederhana dan kita hanya perlu meniru peryataan rekan saya diatas

. Pertama, "karena pada dasarnya memang orang tersebut sudah punya keinginan untuk berubah". Dan tahapannya? :
1. merasa susah,
2. merasa enak,
3. mengajak teman,
4. tidak lagi merasa susah ((karena semua mengerjakannya jadi sudah menjadi "normal").
Gampang kan ? Buat apa susah, buat apa susah, susah itu tak ada gunanya! – kata Koes Plus.

Apa lagi yang dapat menahan daya dobrak kita? Bisa saja "tenaga yang harus dikeluarkan untuk mendobrak terlalu besar" atau " lebih nyaman dengan cara lama" . Untuk ini ada lagi pernyataan rekan yang lain yang dapat membantu. Kalau ada peserta pelatihan yang kembali kekondisi semula beberapa minggu setelah programnya mengapa ada peserta yang dapat memakai apa yang dia pelajari secara cepat dan konsisten?.

Apa yang membedakan mereka? Rekan saya waktu itu mengatakan : "Indonesians come to study – westerners come to apply" – orang Indonesia datang ke pelatihan untuk belajar sedangkan orang barat untuk menerapkan apa yang mereka pelajari. OK, mari kita cabut unsur kewarganegaraan dalam pernyataan ini agar supaya azas praduga tak bersalah terhadap warga negara bangsa Indonesia dapat kita junjung tinggi tinggi. Pada dasarnya observasi ini menyatakan bahwa ada orang yang datang ke pelatihan untuk mendapat ilmu baru saja sedangkan ada orang yang datang dengan tujuan untuk menerapkan ilmu yang mereka dapatkan. Hasilnya bisa kontras sekali . Yang datang untuk belajar saja kalau sudah tidak dalam ruang kelas akan lupa. Yang datang untuk mendapat ilmu yang akan diterapkan akan selalu ingat karena dia senantiasa hidup dalam "laboratorium" kehidupannya yang berjalan terus menerus. Ini yang membedakan antara student dan learner – pelajar dan pembelajar. Pelajar sering terdorong untuk hasil jangka pendek seperti angka yang baik , dapat bahan pemikiran yang menarik atau paling parah "dapat sertifikat pelatihan". Sedangkan pembelajar akan senantiasa melihat kegunaan dan aplikasi jangka panjang dimana dia harus menimba ilmu terus menerus dan menularkannya kepada orang lain.

Dan inilah esensi sebuah "Learning Community"- tempat dimana setiap insan didorong dan mendorong sesama rekannya untuk berbagi pemikiran dan saling membantu dalam menerapkan ilmu yang mereka terima. Sekarang silahkan lihat sekitar anda, dikantor maupun dirumah "apakah lingkungan anda sebuah Learning Community"? .

Ciri khasnya gampang dilihat. Apakah pembicaraan sering berbicara mengenai hal hal yang baru atau hanya hal hal yang sudah kita terbiasa saja? Apakah orang dikasih waktu untuk mengembangkan diri secara cukup. Perusahaan tertentu mencanangkan minimal dua minggu dalam satu tahun agar setiap anggauta perusahaan tersebut ikut pelatihan atau kegiatan pembelajaran lainnya. Kalau lingkungan anda sudah menunjang teruskan support anda untuk terus mengembangkannya. Kalau lingkungan belum menunjang, anda sekarang mendapat kesempatan untuk memulainya ! Akhirnya akan hilang alasan kita bahwa kita tidak mengerjakan sesuatu karena adanya faktor X lingkungan . Buatlah lingkungan anda menjadi sebuah "Learning Community" dan pakailah ilmu baru diatas "susah > enak > ajak teman > tidak lagi merasa susah" dan kita semua akan terbawa olehnya!

Selamat menjadi virus positif!

Awas, Jalur Nenek Moyang Pemasok Teroris

Awas, Jalur Nenek Moyang Pemasok Teroris
GEMBONG teroris Noordin M. Top sudah tewas tertembak. Sebelumnya, kaki tangannya, Ibrohim, juga tewas terkena timah panas. Dan Jumat lalu, menyusul Syaifuddin Zuhri, lalu Syahrir. Jika ingin mereduksi secara signifikan ancaman teroris, pemerintah Indonesia harus benar-benar mengawasi "jalur nenek moyang". Ini adalah sebuah jalur laut yang menghubungkan perairan Sulawesi Utara dengan Mindanao.

Pulau Mindanao, terutama Mindanao bagian selatan, memang "surga" untuk pelatihan militer secara ilegal. Beberapa pentolan teroris yang beraksi di Indonesia adalah lulusan pelatihan militer ilegal itu. Sebut saja Umar Patek, Dulmatin (keduanya masih buron), termasuk Noordin M. Top.

Di kawasan itu sekitar 90 persennya adalah sebuah wilayah yang tak bisa dikontrol oleh aparat pemerintah Filipina.



GEMBONG teroris Noordin M. Top sudah tewas tertembak. Sebelumnya, kaki tangannya, Ibrohim, juga tewas terkena timah panas. Dan Jumat lalu, menyusul Syaifuddin Zuhri, lalu Syahrir. Jika ingin mereduksi secara signifikan ancaman teroris, pemerintah Indonesia harus benar-benar mengawasi "jalur nenek moyang". Ini adalah sebuah jalur laut yang menghubungkan perairan Sulawesi Utara dengan Mindanao.

Pulau Mindanao, terutama Mindanao bagian selatan, memang "surga" untuk pelatihan militer secara ilegal. Beberapa pentolan teroris yang beraksi di Indonesia adalah lulusan pelatihan militer ilegal itu. Sebut saja Umar Patek, Dulmatin (keduanya masih buron), termasuk Noordin M. Top.

Di kawasan itu sekitar 90 persennya adalah sebuah wilayah yang tak bisa dikontrol oleh aparat pemerintah Filipina.

Setidaknya ada empat kelompok bersenjata menonjol di kawasan itu. Yakni, Moro Islamic Liberation Front (MILF, kekuatan yang paling besar); Moro National Liberation Front (MNLF); New People's Army (NPA, sebuah kelompok komunis); dan Abu Sayyaf, sebuah pecahan MNLF yang kemudian berafiliasi dengan Al Qaidah.

Keempat kelompok tersebut mempunyai kamp-kamp pelatihan militer tersendiri dan senjata, baik legal maupun ilegal. Tak dikontrol aparat pemerintah Filipina, banyak kamp pelatihan militer, mudah dan terjangkaunya jalur ilegal untuk masuk, dan sering terjadi konflik bersenjata, adalah hal-hal yang meng akibatkan Mindanao menjadi "favorit" para kelompok militan untuk berlatih militer dan mendapatkan suasana perang.

Informasi terbaru yang dihimpun Jawa Pos justru mengkhawatirkan. Sebuah sumber menyebutkan adanya sekitar 200 militan asal Indonesia yang berada di Mindanao sejak pertengahan Agustus lalu. Sumber tersebut menceritakan, informasi ini berawal ketika ada seorang tentara penghubung TNI di Mindanao bertemu dua orang Indonesia pertengahan September lalu.

Ketika diinterogasi, keduanya mengaku tengah mendapatkan pelatihan. Mereka me ngatakan ada sekitar 200 orang yang datang ke Mindanao sejak Agustus lalu. Mereka mulai berlatih intensif dengan memecah diri menjadi kelompok-kelompok kecil beranggota 20 orang. ''Diduga kuat mereka dari NII (Negara Islam Indonesia),'' tuturnya. Ketika ditanya, keduanya memang mengaku masuk dari jalur nenek-moyang perairan Sulut-Mindanao.

Senior Liaison Officer (SLO) KBRI Manila Kombespol Nur Usman membenarkan soal tersebut. ''Kami juga sudah mendengar informasi itu. Saat ini kami masih melacak kebenaran nya,'' tutur mantan Kabid Humas Pol da Metro Jaya tersebut. Hanya, karena adanya jalur nenek moyang tersebut, Nur Usman mengaku kesulitan. ''Nyaris tiap hari ada yang da tang dan pergi. Yang namanya ilegal, tentu saja kami kesulitan melacak maupun mendata nya,'' tandasnya.

Syaifudin Zuhri dan Islam di Yaman

Seorang teman di Surabaya menceritakan bahwa majelis taklimnya belakangan ini sering dihadiri polisi. Aparat tersebut hadir bukan untuk mengaji, tapi untuk mengawasi. Pengawasan itu, agaknya, dipicu oleh latar belakang pendidikannya. Dia dahulu pernah belajar di Pondok Pesantren Ribath, Tarim, Hadramaut, Yaman. Mungkin karena itu, polisi menduga dan mencurigainya sebagai jaringan Syaifudin Djaelani alias Syaifudin Zuhri yang kemarin digerebek polisi di Jakarta. Sebagaimana diketahui, Syaifudin juga pernah belajar di Yaman.

Padahal, Islam di Yaman sangatlah beragam. Keberagaman itu secara umum dapat dibagi dalam tiga varian. Pertama, Islam bermazhab Syiah Zaidiyah. Pemikiran aliran ini bertitik tolak kepada konsep imamah. Orang-orang Syiah percaya bahwa kepemimpinan umat Islam harus dipegang Ahlu al-Bait, keturunan Nabi Muhammad SAW, seperti Ali bin Husain Zainal Abidin, Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin, dan Ja'far al-Shadiq. Syiah Zaidiyah adalah sekte yang meyakini kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin setelah kepemimpinan Husein bin Ali.

Di Yaman, sekte tersebut berkembang pesat. Awalnya, ia dianut orang-orang pegunungan -sekarang Shan'a (ibu kota negara Republik Yaman)- tetapi kemudian para imam menyebarkannya dengan gigih ke daerah dataran rendah. Oleh karena itu, jumlah penganut sekte ini berkisar 50 persen dari jumlah total penduduk Yaman. Jumlah tersebut -setelah Yaman Utara dan Selatan bersatu, yang kemudian membentuk Negara Republik Yaman- menguntungkan orang-orang Syiah Zaidiyah secara politis. Hingga saat ini, presiden Negara Republik Yaman berasal dari Partai Syiah Zaidiyah, yaitu al-Mu'tamir.

Selain itu, pandangan dan perilaku orang-orang Yaman juga sangat dipengaruhi sekte tersebut. Orang-orang Yaman, baik Syiah Zaidiyah ataupun non-Syiah, sangat mencintai dan menghormati Ahlu al-Bait. Setiap tahun pada bulan Rabiul Awwal mereka menyelenggarakan maulid nabi dengan membaca Barzanji. Ini sebagai tanda penghormatan kepada nabi dan keluarganya.

Tradisi itu tentu mempertemukan orang-orang Syiah Zaidiyah dengan kelompok Islam kedua di Yaman, sufi. Di sini, sufi bukanlah seperti pemahaman orang Indonesia, yaitu ahli ilmu tasawuf atau suluk. Tetapi, ia adalah orang atau kelompok yang bermazhab Syafi'ie dalam fiqih, bermazhab Asy'ari dalam teologi, dan bermazhab Ghazali dalam tasawuf.

Aliran tersebut berkembang di Hadramaut, Yaman Selatan. Di daerah ini, dialog antara Islam dan budaya lokal masih sangat kental. Dialog itu terungkap dalam pandangan banyak suku di Hadramaut. Mereka, menurut LWC Van Den Berg (1989; hlm. 56), tidak melakukan ibadah secara teratur walaupun mereka sangat setia terhadap Islam. Mereka menganggap kerajinan ibadah sebagai tindakan yang tidak cocok dengan laki-laki. Ini berbeda dengan kelompok sufi di perkotaan Hadramaut, di mana mereka sangat taat beribadah.

Seorang teman di Surabaya menceritakan bahwa majelis taklimnya belakangan ini sering dihadiri polisi. Aparat tersebut hadir bukan untuk mengaji, tapi untuk mengawasi. Pengawasan itu, agaknya, dipicu oleh latar belakang pendidikannya. Dia dahulu pernah belajar di Pondok Pesantren Ribath, Tarim, Hadramaut, Yaman. Mungkin karena itu, polisi menduga dan mencurigainya sebagai jaringan Syaifudin Djaelani alias Syaifudin Zuhri yang kemarin digerebek polisi di Jakarta. Sebagaimana diketahui, Syaifudin juga pernah belajar di Yaman.

Padahal, Islam di Yaman sangatlah beragam. Keberagaman itu secara umum dapat dibagi dalam tiga varian. Pertama, Islam bermazhab Syiah Zaidiyah. Pemikiran aliran ini bertitik tolak kepada konsep imamah. Orang-orang Syiah percaya bahwa kepemimpinan umat Islam harus dipegang Ahlu al-Bait, keturunan Nabi Muhammad SAW, seperti Ali bin Husain Zainal Abidin, Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin, dan Ja'far al-Shadiq. Syiah Zaidiyah adalah sekte yang meyakini kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin setelah kepemimpinan Husein bin Ali.

Di Yaman, sekte tersebut berkembang pesat. Awalnya, ia dianut orang-orang pegunungan -sekarang Shan'a (ibu kota negara Republik Yaman)- tetapi kemudian para imam menyebarkannya dengan gigih ke daerah dataran rendah. Oleh karena itu, jumlah penganut sekte ini berkisar 50 persen dari jumlah total penduduk Yaman. Jumlah tersebut -setelah Yaman Utara dan Selatan bersatu, yang kemudian membentuk Negara Republik Yaman- menguntungkan orang-orang Syiah Zaidiyah secara politis. Hingga saat ini, presiden Negara Republik Yaman berasal dari Partai Syiah Zaidiyah, yaitu al-Mu'tamir.

Selain itu, pandangan dan perilaku orang-orang Yaman juga sangat dipengaruhi sekte tersebut. Orang-orang Yaman, baik Syiah Zaidiyah ataupun non-Syiah, sangat mencintai dan menghormati Ahlu al-Bait. Setiap tahun pada bulan Rabiul Awwal mereka menyelenggarakan maulid nabi dengan membaca Barzanji. Ini sebagai tanda penghormatan kepada nabi dan keluarganya.

Tradisi itu tentu mempertemukan orang-orang Syiah Zaidiyah dengan kelompok Islam kedua di Yaman, sufi. Di sini, sufi bukanlah seperti pemahaman orang Indonesia, yaitu ahli ilmu tasawuf atau suluk. Tetapi, ia adalah orang atau kelompok yang bermazhab Syafi'ie dalam fiqih, bermazhab Asy'ari dalam teologi, dan bermazhab Ghazali dalam tasawuf.

Aliran tersebut berkembang di Hadramaut, Yaman Selatan. Di daerah ini, dialog antara Islam dan budaya lokal masih sangat kental. Dialog itu terungkap dalam pandangan banyak suku di Hadramaut. Mereka, menurut LWC Van Den Berg (1989; hlm. 56), tidak melakukan ibadah secara teratur walaupun mereka sangat setia terhadap Islam. Mereka menganggap kerajinan ibadah sebagai tindakan yang tidak cocok dengan laki-laki. Ini berbeda dengan kelompok sufi di perkotaan Hadramaut, di mana mereka sangat taat beribadah.

Namun, kedua kelompok tersebut - sufi desa dan kota- sangat mencintai dan menghormati para sayyid, keturunan nabi. Orang-orang Hadramaut, baik yang lebih tua ataupun yang lebih berpendidikan, akan berdiri untuk mencium tangannya bila seorang sayyid lewat atau datang dalam suatu acara. Penghormatan itu akan semakin bertambah bila sayyid tersebut dianggap sebagai orang suci (wali). Apalagi, dia termasuk orang awas (ahli kasyf), yaitu orang yang mampu menebak dan meramal pikiran orang lain.

Di sini, banyak sayyid wali dan awas yang sangat terkenal, bahkan ada seribu makam wali dan awas di Zambal. Mereka, antara lain, adalah Sayyid Abu Bakar bin Abdullah al-Aidrus serta Sayyid Muhsin bin Salim bin al-Syaikh Abu Bakar. Menurut cerita, karamah Sayyid Abu Bakar, antara lain, pernah membuat mata air dengan menghunjamkan tombaknya ke tanah. Sedangkan doa-doa Sayyid Muhsin selalu diterima Allah. Oleh karena itu, banyak orang Arab dan orang Nusantara memberinya hadiah dengan harapan mendapat berkah darinya.

Karamah tersebut, menurut mereka, tidak hanya diberikan saat sang sayyid hidup. Setelah meninggal pun, dia tetap mampu memberikan berkah kepada para peziarah. Debu kuburan di Zambal, katanya, dapat menyembuhkan segala penyakit. Ini sangat mirip dengan praktik keagamaan di Nusantara. Mungkin karena itu, sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa Islam yang berkembang di Nusantara berasal dari Yaman.

Selain itu, keluarga sayyid juga melahirkan banyak cendekiawan. Salah satunya adalah keluarga al-Mansur, yang mendirikan Pondok Pesantren Ribath Tarim. Pondok tersebut kemudian dilanjutkan Habib Salim al-Syatiri. Di pondok itu, kurikulumnya tidak jauh berbeda dengan pondok pesentren di Indonesia. Para santri belajar Safinah Sullam (fiqih dan teologi), Jawahiru al-Kalamiyah (teologi), Fathul Qarib (fiqih), dan kitab-kitab lainnya.

Namun, pada pertengahan abad ke-19, praktik keagamaan tersebut mendapat tantangan dan kritik tajam dari kelompok Wahabi, varian Islam ketiga di Yaman. Kelompok ini menuduh mereka (Zaidiyah dan Sufi) telah melakukan bidah dan khurafat. Ia menginginkan kemurnian ajaran Islam dengan slogan "kembali kepada Alquran dan hadis".

Selain itu, kelompok tersebut juga menyelenggarakan pendidikan modern untuk memajukan umat. Ia mendirikan banyak sekolah dan universitas. Salah satunya adalah Universitas Jami'atu al-Iman di Shan'a. Bahkan, bukan hanya itu, mereka juga memiliki partai politik, al-Syams (matahari), untuk mewadahi aspirasi mereka di parlemen.

Di sini, ketiga kelompok di atas - Syiah Zaidiyah, Sufi, dan Wahabi- bisa hidup dengan damai dan saling berdampingan. Tetapi, ada kelompok sempalan Wahabi yang menganggap orang di luar mereka adalah kafir. Oleh karena itu, mereka wajib diperangi. Ia sering melakukan teror terhadap kelompok lain. Pemimpinnya adalah Syeikh Moqbil, yang salah satu muridnya adalah Syaifudin Zuhri. Menghadapi itu, pemerintah Yaman tentu tidak tinggal diam. Ia pun mencari dan memburunya.

Dalam konteks ini, terlihat bahwa peta aliran dan pemikiran Islam di Yaman tidaklah tunggal, seperti yang banyak diduga oleh orang, tapi ia sangat jamak dan beragam. Oleh karena itu, wacana yang menunggalkan Islam di Yaman sebagai Islam radikal dan teroris adalah tidak benar. Sebab, hal itu tidak sesuai dengan fakta dan realitas yang ada di Yaman. (*)

*) Mohammad Afifi, alumnus Pascasarjana Antropologi UGM, keluarga Pondok Pesantren Sumber Payung, Ganding, Sumenep, Madura

AGAMA MASUK UAN?! UDAH SINTING ATO UDAH APA?!

sejujurnya sih saya sendiri tidak masalah dengan penambahan mata pelajaran agama untuk UAN. Tapi mbok yo nyadar, kurang 1 bulan kok di tambah lagi! 1 BULAN OM, TANTE, PAKDE, BAPAK KEPALA DINAS PENDIDIKAN GRESIK! Nyadar oi! dipikir belajar mat sma ipa udah kyk tinggal tidur aja ap?! mbok yo dipikir sebelum mengambil keputusan! pikirkan kemampuan dan batas waktu yang ada! mbok yo jangan sok gaya, mentang" gresik kota santri, terus semaunya sendiri nambah mata pelajaran yang di ujikan pas kurang 1 bulan?! TOBAT OM, TANTE, PAKDE, BAPAK KEPALA DINAS PENDIDIKAN GRESIK!

semoga ini bisa menjadi bahan pertimbangan.




AGAMA MASUK UAN?! UDAH SINTING ATO UDAH APA?!


sejujurnya sih saya sendiri tidak masalah dengan penambahan mata pelajaran agama untuk UAN. Tapi mbok yo nyadar, kurang 1 bulan kok di tambah lagi! 1 BULAN OM, TANTE, PAKDE, BAPAK KEPALA DINAS PENDIDIKAN GRESIK! Nyadar oi! dipikir belajar mat sma ipa udah kyk tinggal tidur aja ap?! mbok yo dipikir sebelum mengambil keputusan! pikirkan kemampuan dan batas waktu yang ada! mbok yo jangan sok gaya, mentang" gresik kota santri, terus semaunya sendiri nambah mata pelajaran yang di ujikan pas kurang 1 bulan?! TOBAT OM, TANTE, PAKDE, BAPAK KEPALA DINAS PENDIDIKAN GRESIK!

semoga ini bisa menjadi bahan pertimbangan.

Cerita Jason Mraz, sang Pria Romantis



Kemarin (7/3) Jason Mraz menghelat jumpa pers dengan wartawan di Hotel The Sultan, kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Pelantun i'm yours itu akan menceritakan sebagian dari promo albumnya yang terbaru We Dance, We Sing, We Steal Thing.. Berikut hasil wawancara yang disadur dari Jawa Pos

Apa kabar?

Fantastik dan baik. Meski jadwal saya padat, semua masih sempurna.

Bagaimana cara menjaga penampilan agar tetap maksimal di tengah jadwal tur yang padat?

Ya...(tertawa) hari-hari saya memang sangat melelahkan. Kemarin (Jumat, 6/3) saya baru datang dari Singapura, istirahat sejenak, langsung konser di sini. Untuk bisa berhubungan dengan penonton dengan keadaan seperti itu memang tidak mudah. Harus kerja keras. Saya harus membangun chimestry dari dalam diri untuk bisa utuh kembali dan tampil. Memang, saya bisa nyanyi, main gitar, dan manggung tanpa harus terlibat secara emosional. Namun, saya tidak bisa melakukan itu. Saya bisa mengalami kesulitan tidur kalau itu dilakukan.

Bagaimana penonton di Java Jazz Festival ini?

Amazing, wonderful, dan antusias. Itu yang saya tangkap. I love them all. Ini adalah kali pertama saya ke Indonesia, mereka (penonton, Red) benar-benar antusias. Ini membuat saya sedikit terkejut. Saya tidak menyangka mereka akan seperti itu. Mereka benar-benar enjoy, berbagi musik, dan melantunkan lagu-lagu saya dengan baik. Mereka membagi hidup dan kebahagiaan bersama saya.

Bila dibandingkan, negara mana yang menurut Anda memiliki penonton terheboh?

Well, susah menjawabnya. Masing-masing punya karakteristik yang berbeda. Namun, penonton Asia memang lebih rame daripada yang lain. Mulai Korea, Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Penonton Malaysia, misalnya, mereka sangat gila. Saat saya manggung, seolah tidak ada batas di antara kami. Kami sangat dekat, bukan seperti penyanyi dengan penonton. Bila dibandingkan dengan Indonesia, well, batasnya tipis. Saya tidak bisa bilang. Mudah-mudahan nanti malam (kemarin, Red) saya bisa rasakan bedanya. (Mraz manggung dua kali dalam perhelatan Java Jazz Festival 2009 ini, saat malam pembukaan Jumat (6/3) dan tadi malam (7/3)).

Seringnya Anda traveling pastinya membawa barang yang mengingatkan tentang rumah. Apa yang harus dibawa?

Mug saya (saat mengucapkan itu, Mraz menunjuk mug oranye bertutup hitam yang ada di depannya, Red). Ini item yang harus dibawa. Saya butuh minuman panas setiap waktu. Dan, ini membantu saya menyimpan minuman panas. Isinya bisa kopi, teh, atau air putih hangat. Kalau ini, isinya teh (setelah mengatakan itu, dia membuka tutup mugnya dan menyeruput isinya di hadapan wartawan).

Ada barang lain?

Kamera. Saya suka fotografi dan menulis. Benar-benar cinta. Menulis dan fotografi adalah hobi saya selain bermusik. Setiap saya bepergian, saya membawa empat kamera yang berbeda. Semua itu memenuhi tas backpack saya. Saat manggung di pembukaan Java Jazz kemarin, saya membawa kamera polaroid untuk mengabadikan hal-hal yang terjadi di panggung.

Kamera juga membantu saya yang hobi traveling. Saya suka traveling, tetapi tidak suka membeli oleh-oleh dari tempat-tempat tersebut. Suvenir membuat tas saya penuh sesak dan bertambah berat. Saya lebih suka membawa oleh-oleh gambar, itu lebih berbicara. Ada gambar, tempat, dan orang sekaligus dalam setiap jepretan yang saya buat. Dan, itu lebih baik daripada sekadar barang.

Cerita dong tentang album We Dance, We Sing, We Steal Thing.

Bagi saya, album itu adalah perjalanan hidup. Semua tembang yang ada di dalamnya bercerita tentang kehidupan. Saya suka hasil jadi dari album tersebut. Namun, yang paling saya sukai adalah proses membuat dan menciptakannya. Sangat-sangat menyenangkan. Di album itu saya memiliki kesempatan untuk menyebarkan energi positif untuk pendengar. Saya membiarkan pancaran sinar matahari dalam hidup dan harapan-harapan saya didengarkan banyak orang. Saya membagi kebahagiaan itu bersama mereka. Lewat album itu, saya juga mengucapkan syukur dan penghormatan kepada orang lain. Itu luar biasa.

Ada 12 tembang dalam album itu. Lagu apa yang menjadi favorit Anda?

Hampir semua. Tetapi, kalau diminta untuk memilih, saya suka Butterfly dan A Beautiful Mess Butterfly, lagu yang sangat groovy. Enak untuk dilantunkan bersama. Untuk Beautiful Mess, energi lagu itu sangat bagus.

Lagu-lagu Anda cenderung romantis. Anda orang yang romantis?

Ha...ha...ha...ha.... Ya, bisa dibilang saya adalah lelaki romantis. Saya selalu romantis. Untuk menciptakan karya manis dan romantis ala saya, Anda harus mengizinkan hati Anda yang berbicara. Simpan dulu apa yang ada di otak Anda, yang biasanya dipenuhi logika, dalam-dalam. Semua pakai rasa dan hati. Cinta itu indah dan membuat dunia berputar. Jadi bagi kebahagiaan itu bersama.

Menurut Anda, romantic mood itu seperti apa?

Wow, pertanyaan sulit (Mraz terdiam sejenak sebelum menjawab). Well, menurut saya, mood romantis adalah perasaan yang membuat segalanya lebih baik. (dwi shintia)

Jason Mraz Trivia

-. Demo lagu Mraz yang meledak, I'm Yours, sebenarnya sudah bocor di internet beberapa tahun lalu sebelum albumnya rilis. Meski hanya underground, single tersebut melesat di Eropa.

-. Mraz langsung teringat penyanyi sekaligus penulis lagu Colbie Caillat saat lagu Lucky tercipta. ''Saya mendengar dia (Caillat) adalah penggemar saya dan ingin bekerja sama dengan saya. Saya langsung minta nomor teleponnya,'' kata Mraz.

-. Jason Mraz lahir 23 Juni 1977 di Mechanicsville, Virginia, AS. Pengaruh musiknya bermacam-macam, termasuk reggae, pop, rock, folk, jazz, dan hip hop.

-. Diskografi: Waiting for My Rocket to Come (2002), Mr. A-Z (2005), We Sing. We Dance. We Steal Things. (2008).



* Topi Khas Jason Mraz Ramah Lingkungan
* Fergie Belum Siap Punyai Momongan
* Ultah Pertama Marcella Zalianty di Penjara

HALAMAN KEMARIN

* Jacko Siapkan Konser di Arena O2
* Penyanyi Chris Brown Terancam Empat Tahun Penjara
* Putusan Bebas Sheila Marcia Belum Jelas
* Hindari Kejenuhan Penonton, Indonesian Idol Vakum Semusim
* Duet Artika-Baim, Terinspirasi Muchsin-Titiek Sandhora
* Album Kedua Lyla Simpel dan Easy Listening
* Gaun Berdarah Jadi Bukt Kekerasan Chris Brown
* Sepekan U2 Dijadikan Nama Jalan di Manhattan
* Zizi Cari Informasi dari Koran
* Tiga Tahun Yakinkan Melly Goeslaw Helat Konser Tunggal



komentar selama ini...

Anda datang dari...