About Me

Foto Saya
inirezha
Yeah. It's abot me,, Perkenalkan saia rezha, panggil aja gitu,,, seorang siswa yang menimba ilmu di SMA Negeri 1 KEBOMAS, just an ordinary boy
Lihat profil lengkapku

Awas, Jalur Nenek Moyang Pemasok Teroris

Diposting oleh inirezha Sabtu, 10 Oktober 2009
Awas, Jalur Nenek Moyang Pemasok Teroris
GEMBONG teroris Noordin M. Top sudah tewas tertembak. Sebelumnya, kaki tangannya, Ibrohim, juga tewas terkena timah panas. Dan Jumat lalu, menyusul Syaifuddin Zuhri, lalu Syahrir. Jika ingin mereduksi secara signifikan ancaman teroris, pemerintah Indonesia harus benar-benar mengawasi "jalur nenek moyang". Ini adalah sebuah jalur laut yang menghubungkan perairan Sulawesi Utara dengan Mindanao.

Pulau Mindanao, terutama Mindanao bagian selatan, memang "surga" untuk pelatihan militer secara ilegal. Beberapa pentolan teroris yang beraksi di Indonesia adalah lulusan pelatihan militer ilegal itu. Sebut saja Umar Patek, Dulmatin (keduanya masih buron), termasuk Noordin M. Top.

Di kawasan itu sekitar 90 persennya adalah sebuah wilayah yang tak bisa dikontrol oleh aparat pemerintah Filipina.



GEMBONG teroris Noordin M. Top sudah tewas tertembak. Sebelumnya, kaki tangannya, Ibrohim, juga tewas terkena timah panas. Dan Jumat lalu, menyusul Syaifuddin Zuhri, lalu Syahrir. Jika ingin mereduksi secara signifikan ancaman teroris, pemerintah Indonesia harus benar-benar mengawasi "jalur nenek moyang". Ini adalah sebuah jalur laut yang menghubungkan perairan Sulawesi Utara dengan Mindanao.

Pulau Mindanao, terutama Mindanao bagian selatan, memang "surga" untuk pelatihan militer secara ilegal. Beberapa pentolan teroris yang beraksi di Indonesia adalah lulusan pelatihan militer ilegal itu. Sebut saja Umar Patek, Dulmatin (keduanya masih buron), termasuk Noordin M. Top.

Di kawasan itu sekitar 90 persennya adalah sebuah wilayah yang tak bisa dikontrol oleh aparat pemerintah Filipina.

Setidaknya ada empat kelompok bersenjata menonjol di kawasan itu. Yakni, Moro Islamic Liberation Front (MILF, kekuatan yang paling besar); Moro National Liberation Front (MNLF); New People's Army (NPA, sebuah kelompok komunis); dan Abu Sayyaf, sebuah pecahan MNLF yang kemudian berafiliasi dengan Al Qaidah.

Keempat kelompok tersebut mempunyai kamp-kamp pelatihan militer tersendiri dan senjata, baik legal maupun ilegal. Tak dikontrol aparat pemerintah Filipina, banyak kamp pelatihan militer, mudah dan terjangkaunya jalur ilegal untuk masuk, dan sering terjadi konflik bersenjata, adalah hal-hal yang meng akibatkan Mindanao menjadi "favorit" para kelompok militan untuk berlatih militer dan mendapatkan suasana perang.

Informasi terbaru yang dihimpun Jawa Pos justru mengkhawatirkan. Sebuah sumber menyebutkan adanya sekitar 200 militan asal Indonesia yang berada di Mindanao sejak pertengahan Agustus lalu. Sumber tersebut menceritakan, informasi ini berawal ketika ada seorang tentara penghubung TNI di Mindanao bertemu dua orang Indonesia pertengahan September lalu.

Ketika diinterogasi, keduanya mengaku tengah mendapatkan pelatihan. Mereka me ngatakan ada sekitar 200 orang yang datang ke Mindanao sejak Agustus lalu. Mereka mulai berlatih intensif dengan memecah diri menjadi kelompok-kelompok kecil beranggota 20 orang. ''Diduga kuat mereka dari NII (Negara Islam Indonesia),'' tuturnya. Ketika ditanya, keduanya memang mengaku masuk dari jalur nenek-moyang perairan Sulut-Mindanao.

Senior Liaison Officer (SLO) KBRI Manila Kombespol Nur Usman membenarkan soal tersebut. ''Kami juga sudah mendengar informasi itu. Saat ini kami masih melacak kebenaran nya,'' tutur mantan Kabid Humas Pol da Metro Jaya tersebut. Hanya, karena adanya jalur nenek moyang tersebut, Nur Usman mengaku kesulitan. ''Nyaris tiap hari ada yang da tang dan pergi. Yang namanya ilegal, tentu saja kami kesulitan melacak maupun mendata nya,'' tandasnya.

0 orang baik yang mau koment:

komentar selama ini...

Anda datang dari...